Unjuk Lema: Kelana – Edward C. Van Ness

Written in

by


Unjuk Lema adalah rubrik yang menghadirkan ringkasan informasi terkait lema-lema yang ada situs web Jogja Sonic Index.


Salah satu pertimbangan Jogja Sonic Index (JSI) dalam proses pengindeksan adalah latar belakang kewarganegaraan pelaku aktivitas musik elektronik dan/atau eksperimental.

Pertimbangan ini ada sebagai respon JSI terhadap kehadiran warga negara asing (individu maupun kelompok) yang intens beraktivitas di Yogyakarta. Untuk sementara, JSI merujuk pada masa tinggal warga negara asing tersebut minimal 3 tahun atau lebih dan/atau pernah pergi dan kembali dengan rentang waktu yang sama. Musim baru tajuk Unjuk Lema ke depan akan secara intens mengulas beberapa lema JSI yang terkait dengan hal ini.


Sebagai pembuka kami akan memberi lampu sorot pada eksperimentasi kolaboratif dari lema berjudul “Konser Biola dan Gitar Ed. van Ness dan Jos Bredie” yang ditulis oleh Purnama Sidhi di Majalah Pusara No. 2 Tahun 1980 (sumbangan Bona Zustama).

Edward C. Van Ness memulai keterlibatannya di Yogyakarta dengan berproses sebagai dosen tamu untuk bidang instrumen musik biola dan etnomusikologi di Akademi Musik Indonesia Yogyakarta (AMI Yogyakarta, kini Jurusan Musik ISI Yogyakarta) pada tahun 1974. Ia juga pernah terlibat menjadi pemimpin di Orkes AMI Yogyakarta dan juri Festival Musik Akustik di Yogyakarta pada tahun 1980. Selama tinggal di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, ia pernah menerbitkan buku berjudul “Javanese Wayang Kulit” bersama Shita Prawirohardjo. Selain itu, tercatat pada tahun 2017, ia menerbitkan artikel ilmiah terkair eksperimentasi musik berjudul “Performance as a Research Instrument: An Example from the Western European Baroque” melalui Jurnal Promusika ISI Yogyakarta.

Kira-kira pada tahun 1976, Jos Bredie, tandem Edward di konser ini, juga datang memulai keterlibatannya di Jogja sebagai dosen tamu untuk jurusan gitar di AMI Yogyakarta. Sebelumnya, ia memperdalam bidang gitar di Amsterdam Konservatori pada 1967-1974. Satu tahun kemudian, ia belajar musikologi di Univeristas Amsterdam yang disusul dengan aktivitas penataran terkait musik gitar di berbagai kota di Indonesia. Nama Jos Bredie kemudian juga kerap ditemui di berbagai terbitan modul keterampilan bergitar dalam bahasa Indonesia.

Lantas, ada di mana sisi eksperimentasi mereka?

Baca potongan artikel yang kami sorot berikut:


Rubrik Unjuk lema ditulis dan disusun oleh Hilman Fathoni


KONTRIBUSI

Situs ini dibangun dengan koleksi terbatas yang kami miliki. Kamu bisa menambahkan konten dengan mengisi formulir di bawah ini