Unjuk Lema: Kelana – Cedrik Fermont

Written in

by


Unjuk Lema adalah rubrik yang menghadirkan ringkasan informasi terkait lema-lema yang ada situs web Jogja Sonic Index.


Cedrik Fermont alias C-drik alias Kirdec alias Cdrk adalah seorang seniman musik eksperimental keturunan Belgia-Kongo yang berbasis di Berlin, Jerman. Spektrum musik eksperimental-elektronik yang ia kerjakan meliputi noise, electroacoustic, dan sound art. Cedrik juga merupakan seorang penyiar radio di beberapa stasiun radio seperti Radio Staalplaat dan Freie Radios Berlin-Brandenburg/Colaboradio. Selain itu ia juga giat menggeluti bidang perekamam dan pengolahan suara, riset dan kepenulisan, dan menjadi pengelola label rekaman Syrphe.

Bagaimana ia tekoneksi dengan Jogja?


Berdasarkan catatan Jogja Sonic Index (JSI), koneksi Cedrik paling awal terjadi pada tahun 2007. Yaitu ketika ia ambil bagian sebagai penampil dalam acara Electrocity yang berjatuk Noise Circus. Electrocity adalah acara musik elektronik yang digagas oleh komunitas SoundBoutique, sebuah komunitas pegiat musik elektronik yang fokus pada format permainan live PA dan perpaduan pertunjukan musik dengan karya visual. Di agenda tersebut, Cedrik berbagi panggung dengan Godmode, SOAC, The Nintendo, Terror Incognita, dan Electrocore.

Cedrik kembali terkoneksi dengan kota Jogja ketika ia tampil dalam acara breakcore_LABS 0.7.1 dengan judul Kek2Kek. Dikutip dari situs web breakcore_LABS, pada kesempatan ini Cedrik membawakan komposisi noise dengan sentuhan musik industrial sebagai hidangan utama yang menghadirkan nuansa sonophobia bagi para pengunjung. Hampir sama dengan Electrocity, breakcore_LABS adalah acara musik elektronik berseri berfokus pada perpaduan musik dengan karya visual dan jenis musik elektronik dengan warna yang cenderung kasar atau abrasif. Pada acara itu Cedrik tampil bersama Sodadosa, To Die, Individual Distortion, Desiree Aditya, Mindfuckingboy, Cangkang Serigala, Local Drugstore, DJ Yudha dan DJ Dash.

Koneksi berlanjut pada tahun 2016 ketika Cedrik menerbitkan buku dengan judul “Not Your World Music: Noise In South East Asia.” Buku ini merupakan hasil penelitian jangka panjang bersama rekannya, Dimitri della Faille, tentang aktivitas skena musik Noise di Asia Tenggara.

Porsi signifikan terkait kota Jogja bisa ditemukan pada bagan “History of noise music in South East Asia” dan “A Conversation with noise scenes in South East Asia.”

Penerbitan buku ini kemudian disusul dengan sesi bedah buku yang digagas oleh Jogja Noise Bombing dan Laras Studies of Music in Society. Cedrik hadir secara langsung sebagai narasumber utama dengan tandem Dyah Isaka Parameswara alias Woro dari Sulfur/Metatesis/Menstrual Syntdrone/Graea. Menurut liputan Ferdhi F. Putra di Serunai, Cedrik berujar bahwa: “buku ini politis: ini soal anti-seksis dan anti-kolonial. Buku ini diharapkan dapat memicu diskusi tentang masyarakat, representasi sosial, ketidaksetaraan, marjinalisasi dan kolonialisme.” Dari liputan yang sama, Woro menghadirkan kontras dengan menyatakan bahwa bunyi ciptaannya bukan semena-mena manifestasi politik. Woro membuat musik hanya berdasarkan pada apa yang ia rasakan.

Pada penghujung tahun yang sama, Cedrik kembali tampil dalam salah satu acara musik di Jogja. Kali ini ia tampil di agenda perdana Terik Berisik yang digagas oleh Ruang Gulma. Ruang Gulma mengelola ekosistem seni mereka secara mandiri yang mempertemukan irisan antara musik, seni rupa, sastra, dan keseharian masyarakat. Dalam konteks eksperimentasi musik, sejak tahun 2014, Ruang Gulma telah memberikan sumbangan dengan porsi signifikan di kota Jogja. Di Terik Berisik perdana, turut tampil musisi lain dalam format solo dan grup seperti Theo Nugraha, Evil Jazz Mortus (kini Giga Destroyer), Anxiety Alone, BUKTU, Hell Driver Club, Anggisluka, dan Marsmolys.


Rubrik Unjuk lema ditulis dan disusun oleh Hilman Fathoni


KONTRIBUSI

Situs ini dibangun dengan koleksi terbatas yang kami miliki. Kamu bisa menambahkan konten dengan mengisi formulir di bawah ini